BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Prakerin
Tugas utama
subsistem pendidikan mengah
kejuruan (SMK) adalah
menghasilkan tenaga
kerja tingakat menengah
yang sesuai dengan
tuntutan perkembangan ketenagakerjaan dan
kebutuhan pembangunan.
Upaya peningkatan
keahlian profesional siswa
bertujuan agar siswa
memiliki pengetahuan,
keterampilan dan etos
kerja yang sesuai
dengan tuntan lapangan. Proses tersebut
agar siswa dapat
merasakan bagaimana kerja
dilapangan dengan kemampuan yang
telah mereka peroleh
disekolah sebelumnya dan diterapkan kembali
ke lapangan kerja
prakerin yang dilaksanakan
pada tingkat XI
semester II akhir. Pelaksanan prakerin dilaksanaan pada
tempat-tempat yang telah
dipilih atau ditentukan
oleh pihak sekolah
sesuai dengan keahliannya.
Alasan penulis
memilih judul laporan kerja
praktik kerja lapangan
memberikan makan peroral
di karenakan kegiatan
tersebut sering di lakukan
di rumah sakit umum
mulya kota tangerang
selama 3 kali
dalam 24 jam.
1.2.
Pengertian Prakerin
Prakerin adalah
praktek kerja lapangan
yang dikerjakan untuk
memberikan pengalaman
praktek penerapan bidang
keahlian dengan mempelajari
suatu sistem memberikan alternatif
atas permasalahan yang
ada dan melaporkannya
dalam bentuk ilmiah.
1.3. Tujuan Dan
Manfaat Prakerin
1.3.1 Tujuan
Prakerin
1.3.1.1 Umum
Prakerin ini
dilaksanakan sebagai salah
satu pencapaian
target kompetensi program
keahlian keperawatan dan
sebagai
media penilaian hasil penyerapan
materi yang
diperoleh
di sekolah SMK Kesehatan Mutiara Insani.
1.3.1.2 Khusus
Prakerin ini
dilaksanakan agar siswa
mendapatkan pengalaman bekerja
dan untuk menambah ilmu
pengetahuan khususnya di
bidang keperawatan.
1.3.2 Manfaat Prakerin
1.3.1 Meningkatkan mutu dan
kemampuan siswa-siswi SMK.
1.3.2. Menambah bekal untuk masa
mendatang guna memasuki dunia
kerja yang semakin ketat persaingannya.
1.3.3.
Agar siswa-siswi SMK bisa memahami dan mengikuti
kegiatan kerja di dunia usaha atau industri.
1.4 Waktu dan
Tempat Prakerin
1.4.1 Waktu praktik
Kegiatan praktek
klinik keperawatan ini
dilakukan dalam beberapa
waktu: RSU Mulya
selama 6 minggu dimulai
tanggal 15 juni
- 31 juli
2015. Dan Panti
Werdha selama 2
minggu dimulai tanggal
3 - 15
agustus 2015.
1.4.2 Tempat praktik
Tempat praktik
yang digunakan RS
Mulya dan Panti
Werdha
BAB II
KEADAAN UMUM
PERUSAHAAN
2.1 Sejarah
Perusahaan
Rumah Sakit
Mulya adalah Rumah
Sakit Umum Swasta
yang berawal dari rumah
Bersalin Mulya yang
beropasi sejak Juli
1997 dan akhirnya
sesuai dengan SK
WALIKOTA TANGERANG NO.
445.1483.DINKES.07.RSU.03.VII/
Tanggal 30 Mei 2005
menjadi RS. Umum. Dalam
memberikan pelayanan yang
baik dan berkualitas dengan harga
yang relative terjangkau. Brand Image yang
ingin ditanamkan adalah suatu Rumah Sakit yang memberikan
pelayanan yang mengutamakan CARE yaitu kepanjangan dari Cepat, Andal, Ramah,
Empati. Dalam bahasa inggris
CARE juga berati peduli
terhadap semua Staker Holeder
termasuk terhadap lingkungan.
2.2 Visi dan
Misi Perusahaan
2.2.1 VISI
Visi
Rumah Sakit Mulya “Menjadi Rumah Sakit pilihan keluarga di Kota Tangerang yang
dikenal dan selalu mengutamakan prinsip dasar CARE (Cepat, Andal, Ramah,
Empati)”
2.2.2 MISI
2.2.2.1 Memberikan
pelayanan kesehatan yang
berkualitas prima
dan aman dengan berlandasan
prinsip dasar CARE
(Cepat, Andal, Ramah, Empati) untuk mencapai kepuasan
pasien dan keluarganya.
2.2.2.2 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui
pendidikan dan pelatihan.
2.2.2.3 Mengelola
RS Mulya dengan
manajemen profesional
yang inovatif, efektif, dan efisien.
2.2.2.4 Menjadikan RS
Mulya sebagai tempat
kerja pilihan bagi
karyawan dan tenaga
medis.
2.2.2.5 Membangun
budaya kerja dan
lingkungan kerja yang
sehat dan harmonis.
2.3 Motto Perusahaan
2.3.1 Motto Rumah Sakit Mulya
Motto
RS Mulya adalah “We Care (Cepat, Andal,
Ramah, Empati)”. Dalam menjalankan
tugas dan perannya
masing – masing di RS
Mulya, seluruh elemen bekerja secara cepat
dan responsif, dengan hasil
yang dapat di
andalkan, tanpa kesalahan dan dapat
di pertanggung jawabkan, serta selalu
bersikap ramah dan
berempati kepada pasien dan
keluarganya serta menolong
mereka sesuai dengan
kemampuan.
2.3.2
Prinsip Dasar RS Mulya adalah :
2.3.2.1 Care. Seluruh elemen RS Mulya
mengutamakan Cepat,
Andal, Ramah,
Empati memberikan pelayanan serta dalam
kehidupan berorganisasi terhadap seluruh pihak
yang
berkepentingan.
2.3.2.2 Communication.
Seluruh elemen RS Mulya membangun
pola komunikasi
dan “Information Sharing” yang efektif
dan jelas
di semua tingakat
jabatan, dan selalu terbuka
untuk ide, saran, dan feedback
untuk perbaikan dan
inovasi.
2.3.2.3 Commitment.
Seluruh element RS Mulya memahami
dan
memiliki visi, misi yang sama
dan berkomitmen
memberikan
yang terbaik
bagi RS Mulya, pasien, masyrakat sekitar,
mitra usaha, pemerintah, dan
pihak – pihak yang
berkepentingan lainnya.
2.3.2.4 Collaboration.
Seluruh elemen RS Mulya menjunjung
tinggi
semangat kebersamaan
dan kerja sama berdasarkan
rasa
saling percaya
diri dan saling menghargai untuk
mencapai
tujuan bersama.
2.3.2.5 Competence.
Seluruh elemen di
RS Mulya memiliki
kompetensi di bidangnya
masing – masing dan akan selalu
berusaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas kerja
dan kemampuannya
dengan senantiasa belajar, bernagi ilmu,
mengadopsi inovasi
dan perubahan.
2.4 Stuktur Organisasi
Struktur organisasi
terdapat pada lampiran
BAB
III
TINJAUAN
PUSTAKA
3.1
Konsep Dasar
Nutrisi
Istilah gizi
berasal dari bahasa
arab gizawi yang berarti
nurtrisi. Oleh para ahli
istilah tersebut diubah
menjadi gizi. Gizi adalah
substansi organik dan
non-organik yang ditemukan dalam
makanan dan dibutuhkan
oleh tubuh agar
dapat berfungsi dengan baik. Kebutuhan gizi
sesorang ditentukan oleh faktor
usia, jenis kelamin, jenis kegiatan, dan sebagainya. Nutrisi berfungsi untuk
membentuk dan memelihara
jaringan tubuh, mengatur proses – proses dalam tubuh, sebagai sumber
tenaga , serta untuk melindungi
tubuh dari serangan
penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah
untuk jaringan tubuh, membentuk struktuk
kerangka dan jaringan
tubuh, serta mengatur berbagai
proses kimia di
dalam tubuh.
Dalam konsep
dasar nutrisi mengenal
sebuah istilah yang
disebut dengan nutrien. Nutrien adalah sejenis zat kimia
organik atau anorganik
yang terdapat dalam makanan dan
dibutuhkan tubuh untuk
menjalankan fungsinya. Setiap
nutrien memiliki fungsi tertentu yang akan menampilkan sekurang – kurangnya
satu fungsi khusus pada saat
makanan dan diserap oleh tubuh.
Energi yang
dihasilkan nutrien atau
makanan disebut sebagai
“nilai kalori”. Kalori =
energi yang digunakan untuk
pembakaran.
3.2 Pengertian Memberi
Makan Peroral
3.2.1 Pemberian
makanan melalui oral
merupakan tindakan keperawatan
yang di
lakukan pada pasien
yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan
nutrisi secara sendiri dengan
cara membantu
memberikan makanan
nutrisi melalui oral
3.2.2 Pemberian
makan secara oral
adalah pemberian makanan
dan
minuman pada klien
secara langsung melalui
mulut.
3.3 Macam
– macam Nutrisi
3.3.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi
yang utama dalam diet. Kardohidrat
diklasifikasikan menurut unit gula atau sakarida.
Tiap gram karbohidrat menghasilkan 4
kilokalori (kkal). Karbohidrat di bagi menjadi :
3.3.1.1
Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida
(molekul tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan
galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda),
contoh sukrosa (glukosa +
fruktosa), maltosa
(glukosa + glukosa), laktosa
(glukosa + galaktosa).
3.3.1.2 Karbohidrat
kompleks (amilum) adalah
polisakarida
karena
disusun banyak molekul glukosa.
3.3.1.3 Serat adalah
jenis karbohidrat yang
diperoleh dari tumbuh
tumbuhan,
tidak dapat dicerna oleh
tubuh dengan sedikit
atau tidak menghasilkan
kalori tetapi dapat meningkatkan
volume
feces. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam
tubuh
makhluk hidup, terutama
sebagai bahan bakar
(misalnya
glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada
tumbuhan
dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada
hewan dan jamur). Kebutuhan karbohidrat
60-75% dari
kebutuhan energi total.
3.3.2
Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan
dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi
adalah: ayam, ikan, daging,
domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber protein nabati
adalah: kelompok kacang polong
(misalnya buncis, kapri, dan
kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Protein merupakan
konstituen penting pada semua
sel, jenis nutrien ini berupa
struktur nutrien kompleks yang terdiri
dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus.
Fungsi protein :
3.3.2.1 Protein menggantikan
protein yang hilang
selama proses
metabolisme
yang normal dan proses
pengausan yang
normal.
3.3.2.2 Protein menghasilkan
jaringan baru.
3.3.2.3 Protein diperlukan
dalam pembuatan protein-protein
yang baru dengan fungsi khusus dalam
tubuh yaitu
enzim, hormon dan haemoglobin.
3.3.2.4 Protein sebagai
sumber energi.
3.3.3
Lemak
Lemak
adalah senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Lemak
sendiri merupakan ester dari gliserol dan asam lemak. Gliseron merupakan
alkohol trihidrat yang mempunyai tiga gugus hidroksil –OH. Sedangkan asam lemak
adalah molekul yang memiliki rumus umum R.COOH, dengan R menunjukan rantai
hidrokarbon. Setiap gugus –OH gliserol bereaksi dengan –COOH asam lemak
membentuk sebuah mulekul lemak. Berdasarkan strukturnya, lemak yang tersusun
atas satu molekul gliserol dan tiga atau lebih molekul asam lemak disebut
sebagai trigliserida. Trigliserida ini mengandung dua atau tiga asam lemak yang
berbeda, yang dikenal sebagai trigliserida majemuk. Lemak alami adalah campuran
dari beberapa trigliserida majemuk. Dengan demikian, lemak alami juga
mengandung sejumlah asam lemak yang berbeda.
3.3.4 Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang
tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses
metabolisme tubuh.
Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin
larut dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E dan K).
Berikut ini rincian dari beberapa vitamin dan penting:
3.3.4.1 Vitamin A
Vitamin ini membantu
perkembangan daya lihat
bayi. Juga berperan dalam
proses kerja sel
tulang. Anak-anak yang kekurangan
vitamin A akan
menderita rabun senja serta
gangguan pertumbuhan. Mereka juga
rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin
A antara lain: telur, keju, dan
hati.
3.3.4.2 Vitamin B-kompleks
Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu
terbentuknya sel-sel otak bayi. Vitamin B1 dan niasin (salah satu
anggota B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan energi. Vitamin B6 membantu
tubuh melawan penyakit dan infeksi.
B12 digunakan dalam pembentukan sel darah
merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan gangguan
jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-padian, dan hati
banyak mengandung vitamin B-kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu misalnya: B1 dari
kacang
buncis ; B12 dari daging, ikan,
telur, dan susu.
3.3.4.3 Vitamin C
Anak-anak
dapat memperoleh vitamin
C dari jeruk
dan berbagai sayuran. Mereka memerlukan vitamin
C untuk membentuk
beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia lain (salah satu anggota
grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin C juga membantu
penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa menderita kelemahan
tulang, anemia, dan gangguan kesehatan lainnya.
3.3.4.4 Vitamin D
Sinar matahari membantu tubuh membuat sendiri
vitamin D, bahkan pada sejumlah anak, kebutuhan
vitamin ini sudah terpenuhi dengan bantuan sinar matahari.
Vitamin D sangat penting karena membantu kalsium masuk ke tulang. Inilah
sebabnya mengapa vitamin D kadang ditambahkan ke dalam susu sapi (disebut susu
yang telah “diperkaya”). Sayangnya, banyak produk susu olahan yang digemari
anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin D. Keju dan yogurt kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin
D. Makanan yang diperkaya vitamin D lebih baik daripada suplemen vitamin.
Anak-anak yang mengkonsumsi diet rendah vitamin D bisa menderita ricketsia,
suatu penyakit yang melemahkan tulang atau menjadikan tulang cacat.
3.3.5 Mineral
Mineral
merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting
dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial
pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar
mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan.
Tiga fungsi mineral :
3.3.5.1 Konstituen
tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium,
fosfor.
3.3.5.2 Pembentukan garam-garam yang larut
dan mengendalikan
komposisi cairan tubuh ; contoh Na,
Cl (ekstraseluler), K,
Mg, P (intraseluler).
3.3.5.3 Bahan dasar enzim dan protein.
Air
merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh
manusia terdiri dari atas 50%-70% air. Pada orang dewasa asupan air berkisar
antara 1200-1500cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas
optimum.
3.4 Tujuan Pemberian Kebutuhan
Nutrisi
3.3.1 Membantu klien yang mengalami terbatasnya
aktivitas
3.3.2 Pemenuhan kenutuhan nutrisi pasien
3.3.3 Memenuhi hak pasien untuk mendapatkan
asupan nutrisi
3.5 Indikasi
3.3.1 Pada pasien yang bisa makan sendiri
3.3.2 Diberikan kepada pasien yang memiliki gangguan
mobilitas tetap
sadar
3.6 Kontra Indikasi
tidak
dapat diberikan pada pasien koma, CA nasofaring, CA mandibularis, obstruksi
tenggorokan.
3.7 Hal – hal Yang Harus Diperhatikan
3.6.1 Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar
pasien.
3.6.2 Sebelum dihidangakan makanan di periksa
dulu, apakah sudah
sesuai dengan daftar makanan/diet
pasien.
3.6.3 Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan
hangat kecuali
kontra indikasi
3.6.4 Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu
banyak tetapi juga
tidak terlalu sedikit
3.6.5 Peralatan makanan dan minuman harus bersih
3.6.6 Untuk pasien anak –anak, usahakan menggunakan
peralatan yang
menarik perhatiannya
3.6.7 Untuk pasien yang dapat makan sendiri,
perhatikan apakah
makanan di makan habis atau tidak
3.6.8 Perhatikan selera makan dan keluhan pasien
pada waktu makan
serta reaksinya setelah makan
3.6.9 Perhatikan selera makan dan keluhan pasien
pada waktu makan
serta reaksinya setelah makan
BAB IV
KEGIATAN PRAKTIK
4.1. Persiapan Alat dan Bahan
4.1.1 Makanan
dan minuman yang
sudah disiapkan
4.1.2 Serbet
makan / tissue makan
4.1.3 Sendok
4.1.4 Buah
untuk pencuci mulut
4.1.5 Lingkungan
di sekitar klien
di rapihkan
4.1.6 Klien
di beritahukan dan
disiapkan dalam keadaan
posisi kepala
lebih tinggi dari
badan
4.2 Langkah – langkah
4.2.1 Mencuci
tangan
4.2.2 Memberitahukan klien
untuk makan
4.2.3 Menghidangkan makanan
di atas meja
klien
4.2.4 Membantu
klien dalam posisi
yang nyaman.
4.2.5 Meletakan
serbet / tissue di bawah
dagu klien
4.2.6 Memberikan
kesempatan klien untuk
berdo’a terlebih dahulu
4.2.7 Menanyakan
pada klien apakah
lauk dan sayurnya
boleh di
campur dengan
nasi (tim) atau
tidak
4.2.8 Menyuapkan
makanan dalam porsi
sedang dan tidak
tergesa – gesa
4.2.9 Memberikan
minum yang secukupnya
4.2.10 Setelah
selesai, mulut klien
dibersihkan dengan serbet / tissue
4.2.11 Mengembalikan alat
makan pada tempatnya
BAB V
HASIL DAN
PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Proses memberikan
makan dan minum
untuk klien yang
mampu makan minum
via oral. Klien yang
tidak mampu makan
secara mandiri yang
disebabkan karena sakit
atau trauma tubuh,
contohnya lumpuh sebagian,
kecacatan tubuh bagian
atas atau kelemahan
usia karena manula.
5.1.1 Pengertian Memberi
Makan Per Oral
Memberi makan
Per Oral adalah menolong klien
dalam
memberikan makanan
melalui mulut. ( SOP RS.
Mulya thn 2011)
5.1.2 Alat dan Bahan
menuut teori ( SOP
RS. Mulya thn 2011 )
5.1.1 Makanan
dan minuman yang
sudah disiapkan
5.1.2 Serbet
makan / tissue makan
5.1.3 Sendok
5.1.4 Buah
untuk pencuci mulut
5.1.5 Lingkungan
di sekitar klien
di rapihkan
5.1.6 Klien
di beritahukan dan
disiapkan dalam keadaan
posisi
kepala lebih tinggi
dari badan
5.1.3 Alat
dan Bahan menurut
praktik
5.1.1 Makanan
dan minuman yang
sudah disiapkan
5.1.2 Serbet
makan / tissue makan
5.1.3 Sendok
5.1.4 Buah
untuk pencuci mulut
5.1.5 Lingkungan
di sekitar klien
di rapihkan
5.1.6 Klien
di beritahukan dan
disiapkan dalam keadaan
posisi
kepala
5.2 Pembahasan
Tidak ada
perbedaan antara prosedur
baik secara teori menurut SOP
Rumah
Sakit maupun secara praktik.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Prosedur
membantu pasien makan di tempat tidur merupakan
fungsi dasar yang sering di anggap mudah oleh kebanyakan orang., dimana klien
mengalami kondisi yang tidak memungkinkan untuk makan sendiri dan tidak ada
keluarga yang menemani saat pasien dalam kondisi yang lemah maka dari itu
sebagai perawat juga harus membantu pasien yang kurang mampu untuk makan
sendiri.
6.2 Saran
6.2.1 Saran Untuk Sekolah
Sebaiknya
seminggu sebelum prakerin
di adakan pendalaman
materi agar siswa
lebih siap lagi, dan sebaiknya prakerin
di adakan di tengah semester jangan di akhir semester karna
akan menganggu pelajaran di awal semester
kelas XII.
6.2.2 Saran Untuk Para Siswa
Sebaiknya siswa
lebih aktif lagi
bertanya kepada kaka perawat, dan
lebih disiplin dalam berpakaian, dan untuk para pembimbing
jangan berbeda pendapat karna
membingungkan para siswa.
6.2.3 Saran
Untuk Rumah Sakit
Berikan
motifasi yang baik untuk siswa agar siswa lebih baik lagi dalam melakukan
prosedur yang dilakukan dan lebih sabar dalam mengajarkan tindakan yang belum
terlalu berani di lakukan siswa di lapangan kerja karna siswa sebelumnya hanya
melakukannya di lingkungan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber
: Buku ajarProsedur Klinik Keperawatan
Pada Mata Ajar Kebutuhan Dasar Manusia//makanperoral
Sumber:
harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/17/konsep-dasar-pemenuhan-kebutuhan-makan-secara-oral-serta-nutrisi
Sumber
: Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM
Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Sumber : SOP
RS. Mulya thn 2011
Komentar
Posting Komentar